Skip to main content

Mimpi dan Realita

Well yeah setelah nunggu berminggu-minggu lamanya akhirnya keluar juga nilai mata kuliah saya yang terakhir yang sebenernya udah diprediksiin sama ayah saya lewat mimpinya dan believe it or not it did come out exactly like he told me in his dream. Pas saya cerita ke salah satu temen saya tentang mimpi ayah saya itu dan bener untuk mata kuliah pertama, dia gak habis pikir sampai nebak saya pasti anak pertama, yah well I am mungkin karna itu ya ortu jadi concern berlebihan, it's the first time they got a college kid.

Jadi ceritanya ada dua mata kuliah yang lama sekali ngeluarin nilainya padahal bahkan Semester Pendek (SP) udah dimulai. Beberapa temen saya yang *optimis* nilainya ga seperti yang diharapkan bahkan sudah mendaftarkan dirinya untuk ikut SP mata kuliah tersebut meskipun nilainya keluar aja belum. Saya gak habis pikir ayah saya bisa2nya sampai mimpiin keluarnya 2 mata kuliah saya tersebut, walaupun saya tahu dia concern banget sama saya, tiap hari pasti nelpon nanyain udah keluar belum nilai2 saya dan tapi pas kuliah malah bikin galau nanya2 kapan jadwal liburan saya karna mungkin keluarga saya bisa set out a plan to go abroad for holiday. Tapi berkali-kali saya hopeless bilang takut SP dan minta beliau doain saya biar gak ikutan SP.

Tapi untungnya sebelum saya pulang, saya dengan teguhnya bilang sama temen yang bareng pulang ke Jakarta kalo nilai saya ga ada yang C saya males ikutan SP, bayangin aja sebulan lebih belajar lagi dan netep di Semarang, padahal saya seminngu pas minggu tenang udah bela-belain ga pulang biar fokus nyicil belajar (walaupun kebanyakan mainnya tetep sih, hehe), klo ikutan SP lagi kapan pulangnya coba? Dan it did happen, saya bersyukur banget nilai saya ga ada yg C walaupun hasil IP perdana saya itu gak terlalu tinggi tapi yah well it's pretty good for the start, almost reach a cum laude lah, hehe..

Saya heran juga pas liat daftar nama-nama temen yang saya tau pasti udah dapet segudang A tetep aja nge SP-in mata kuliah yg B, they're just so determined, mungkin saya gak se driven mereka kali ya, saya baru nyadar di jurusan saya dipenuhi orang-orang yang mirip saya bahkan lebih parah, haha.. saya jadi ngerasa minder dan berkurang optimisme nya, kayaknya they'll never stop until they reach for the best. Kontras banget sama kk sepupu saya di jurusan lain yg memang notabene anak2nya gak segitunya lah, dapet C banyak aja dia males nge SP-in sementara di tempat saya dapet B aja udh kyk gimana gitu mau di SP-in semua padahal dapetinnya aja udah belajar berdarah2 -_-

So well I guess, I don't regret my decision not to take that second chance to recover my transcript, I pretty enjoy my laid back holiday, reading novels (I bought six already! and only two that I have finished reading it) and watching movies and as usual another Korean drama :) And yeah, we did set up a plan to go abroad, so next week I'll be going to Thailand which I actually dreaming to go with my friends though. But anyway people travel for reasons, for me it might be releasing stress, getting more experiences, learning new cultures and of course shopping unique stuff :) Excited for next weel! <3 p="">
-NA

Comments

Popular posts from this blog

Poem Collection from 7 Habit Highly Effective Teens from Sean Covey

#1: Who am I?  I am your constant companion. I am your greatest helper or heaviest burden. I will push you onward or drag you down to failure. I am completely at your command. Half the things you do you might just as  well turn over to me and I will be able to do  them quickly and correctly. I am easily managed--you must merely be firm with me. Show me exactly how you  want something done and after a few lessons  I will do it automatically. I am the  servant of all great individuals and, alas, of  all failures, as well. Those who are great I have made great. Those who are failures, I have made failures. I am not a machine, though I work with all the precision of a machine plus the intelligence of a human. You may run me for a profit or run me for ruin--it makes no difference to me. Take me, train me, be firm with me,  and I will place the world at your feet. Be easy with me and I will destroy you. Who am I? I am habit #2: Man in the Mirror I'm starting with the man in the mirr

Excerpts from Teman Imaji

Kotatsu: Kopi atau Susu K: "Menurut Mas, ya, lebih enak mana. Lampu merah yang ada penghitung mundurnya. Atau yang tidak? B: "Hmm.. Dengan penghitung mundur. Supaya sambil menunggu, bisa melakukan hal yang lain. Kalau waktunya sudah dekat, bisa bersiap dan bergegas." Kalau kau? K: "Tanpa penghitung mundur. Menunggu jadi seru saat kita tak tahu kapan akan berakhir. Kita akan menghargai setiap detik penantian." B: "Masa?" K: " Iya. Nilai sesuatu lebih berharga saat kita belum memilikinya. Atau, sudah tak memilikinya lagi." B: "Kan, lebih enak kalau tahu semua kenyataan. Apa adanya," K: "Kadang tak tahu, lebih baik dari tau. Lebih baik daripada tau sesuatu tapi tak jujur. Atau tau setengah-setengah, tapi ujungnya kita salah menduga. Atau yang jujur, tapi terlalu pahit." B: "Saya menyimak" K: " Allah itu Mahacanggih. Nggak semua hal dikasih tau ke kita. Karena kita belum siap tau kenyataannya

A Tale of my Two used to be "Friend"

  Ternyata cerita drama atau sinetron itu klo kejadian ke diri lo sendiri itu lebih sakit adanya ngejalaninnya. Gw mau cerita ttg dua orang yang "dulunya" pernah jadi temen gw. Yang satu temen gw di sekumpulan grup pecinta alam yang suka naik gunung bareng. Pernah kerja bareng di suatu acara intra kampus dengan jadi koordinator bareng. Berlanjut sampe bantuin gw skripsian, ya cukup diandalkan lah buat dimintain tolong buat sekedar jemput gw subuh2 di stasiun kereta atau saling support selama koas yg bikin orang vulnerable karna jauh dari orang tua dan tuntutan kerjaan yang bikin lelah hati dan pikiran. Oh tapi ga cuma2 jg dong dia bantuin gw karena yg ada jg dia butuh gw, tiap stase pinjem buku gw, pinjem alkes pun dan ga lupa jg minta operan stase pdhl kita stase bareng aja gapernah jadi senior junior stase jg ga pernah. Entah itu modusnya buat selalu ada bahan ngobrol sama gw atau main bareng gw atau emg simply dia ga modal aja anaknya. Sempet dikecewain karena ternyata pa