Skip to main content

1/3 of AADC back in 12 years

well, dari sekian juta pemuda-pemudi Indonesia generasi 90an yang tumbuh dengan cerita cinta dari bangkitnya perfilman Indonesia yang diawali dengan film nge hits era itu yaitu "Ada Apa dengan Cinta" atau yang akrab kita singkat AADC, entah gw juga ga ngerti kenapa gw bisa jadi salah satu yang kena dampaknya. Seketika lagunya booming lagi, dan cuplikan-cuplikan filmnya muncul di ingatan bahkan dialognya juga keingetan. Di radio, di media sosial, youtube, instagram, what else name it deh. Sukses banget emang media sosial yang satu itu munculin lagi film ini yang endingnya emang sempet nge gantung dulu dan ga happy ending like most kinda fairy tale movies. Entah karena efek hormonal gw yang memang mendukung gw yg jadi lebih sensitif dan rentan buat jadi galau, tapi entah kenapa timing nya pas banget sama kehidupan gw. Sejujurnya emang klo dipikir2 gw emg suka terlalu kebawa film gitu tapi ini bukan drama yang gw bikin2 dan kait2in gitu. It just really happened similar to my stories somehow. 

This is for you, whom not even replied me back until a week although you said that you forgive me and we'll become a good friend forever and ever. I know it's been quite long years and I regret my action in the past, but I cannot turn back time and as I get older and wiser I realise that I shouldn't make that decision in the first place and now we may even can still be a good friend not a fake one because there's just no hard feeling and there's no 'ex' friendship. 

Mungkin cerita gw ga bisa happy ending like Line stories of AADC but somehow it just funny that this whole thing remind me of those past years. Then suddenly I scroll down my timeline and found this advice:


this remind me of my dad's advice actually. I know sometimes he's just being too overprotective towards me but I understand the reason behind all of his action because he simply just love and deeply care about me. This actually really happened. Gw sering cerita ke temen2 gw gimana orang tua gw addressing each other dan komunikasi sehari2 dengan lo-gw dan manggil nama karna dulu emang mereka temen SMA dan seumuran although they weren't actually best friend or in a same group of friend. Tapi dari mereka gw jadi melihat persahabatan yang abadi, gimana mereka bisa jadi awet muda karena itu, and there's nothing to be hide for your partner and it seems no hierarchy or something like that if you know what I mean.

Well I guess, I have to stop this and continue my task :( Prepared for next hectic week, and wish me luck to apply for EAMSEP Croatia! hap hap :))

-NA

Comments

Popular posts from this blog

Poem Collection from 7 Habit Highly Effective Teens from Sean Covey

#1: Who am I?  I am your constant companion. I am your greatest helper or heaviest burden. I will push you onward or drag you down to failure. I am completely at your command. Half the things you do you might just as  well turn over to me and I will be able to do  them quickly and correctly. I am easily managed--you must merely be firm with me. Show me exactly how you  want something done and after a few lessons  I will do it automatically. I am the  servant of all great individuals and, alas, of  all failures, as well. Those who are great I have made great. Those who are failures, I have made failures. I am not a machine, though I work with all the precision of a machine plus the intelligence of a human. You may run me for a profit or run me for ruin--it makes no difference to me. Take me, train me, be firm with me,  and I will place the world at your feet. Be easy with me and I will destroy you. Who am I? I am habit #2: Man in the Mirror I'm starting with the man in the mirr

Excerpts from Teman Imaji

Kotatsu: Kopi atau Susu K: "Menurut Mas, ya, lebih enak mana. Lampu merah yang ada penghitung mundurnya. Atau yang tidak? B: "Hmm.. Dengan penghitung mundur. Supaya sambil menunggu, bisa melakukan hal yang lain. Kalau waktunya sudah dekat, bisa bersiap dan bergegas." Kalau kau? K: "Tanpa penghitung mundur. Menunggu jadi seru saat kita tak tahu kapan akan berakhir. Kita akan menghargai setiap detik penantian." B: "Masa?" K: " Iya. Nilai sesuatu lebih berharga saat kita belum memilikinya. Atau, sudah tak memilikinya lagi." B: "Kan, lebih enak kalau tahu semua kenyataan. Apa adanya," K: "Kadang tak tahu, lebih baik dari tau. Lebih baik daripada tau sesuatu tapi tak jujur. Atau tau setengah-setengah, tapi ujungnya kita salah menduga. Atau yang jujur, tapi terlalu pahit." B: "Saya menyimak" K: " Allah itu Mahacanggih. Nggak semua hal dikasih tau ke kita. Karena kita belum siap tau kenyataannya

A Tale of my Two used to be "Friend"

  Ternyata cerita drama atau sinetron itu klo kejadian ke diri lo sendiri itu lebih sakit adanya ngejalaninnya. Gw mau cerita ttg dua orang yang "dulunya" pernah jadi temen gw. Yang satu temen gw di sekumpulan grup pecinta alam yang suka naik gunung bareng. Pernah kerja bareng di suatu acara intra kampus dengan jadi koordinator bareng. Berlanjut sampe bantuin gw skripsian, ya cukup diandalkan lah buat dimintain tolong buat sekedar jemput gw subuh2 di stasiun kereta atau saling support selama koas yg bikin orang vulnerable karna jauh dari orang tua dan tuntutan kerjaan yang bikin lelah hati dan pikiran. Oh tapi ga cuma2 jg dong dia bantuin gw karena yg ada jg dia butuh gw, tiap stase pinjem buku gw, pinjem alkes pun dan ga lupa jg minta operan stase pdhl kita stase bareng aja gapernah jadi senior junior stase jg ga pernah. Entah itu modusnya buat selalu ada bahan ngobrol sama gw atau main bareng gw atau emg simply dia ga modal aja anaknya. Sempet dikecewain karena ternyata pa