Skip to main content

What's the purpose of life?

I realize that this year I am not really productive in writing (?)
I think I am stuck with the coass life of routine then when I have free time I kinda lost my self in unproductive day which I am being lazy the whole day and do nothing except sleep and youtube-ing.

Recently I have an enormous urge to travel. As I only have limited amount of free days besides horrendous nightmare hospital shift that cost you a whole day with just doing vital sign checking over the patient, so watching travel vlog would be a medicine for me I guess (?) I really enjoy watching battle trip in KBS World lately where there are 2 travel planner group that go to different cities and countries and there are 100 judges who would vote which one is the best itinerary that drive them to visit that country and follow their itinerary. 

It's so much fun knowing that there are so many things out there in this world that we could actually do. So much food, stuff to do and breathtaking landscapes and activities in other country that I could never imagine before existed in this world. I feel like I've already traveled there too just by watching it. 

So anyway what make me feel even gloomy is that my brother just got back from 2 months of exchange to Turkey and turns out that he finally move on and find a new girl to start a new relationship. I am happy for him but at the same time wondering how could he have done it, I mean like I did exchange several times but haven't find any right guy while it was his first time doing exchange and just got it like that. Nevermind so silly of me. And also my dad went to China for his work trip. So I feel like I'm kinda stuck in here. Nowhere to go. While on November my parents would also go to Australia to visit my uncle and of course for holiday. I feel bad for my mom to stay at home everyday but I also feel bad for myself that I couldn't join them :( I really wanna travel abroad again and breath a fresh air and having new adventure (?) My dad is nagging me when would I have holiday because he want to plan a family trip to Japan and Korea. I have no idea how could he become so impulsive for holiday but usually if he eager to do that then he is really mean it to go. We like to travel anyway (?)

But Above all, I am actually really happy to enter this new rotation. The Ear Nose Throat (ENT) and Head and Neck department was giving a very warm welcome to us. I felt like we're being human once again, visible. They acknowledge us by giving us invitation a day prior for the event happened inside the department and we also get a decent buffet food, not just the "leftover". And all of the ENT specialist are also nice and friendly. Many of them give a good motivation and warm welcome. Even one doctor gave us bunch of e books that would helpful for this department and also all of the materials needed. But there is one book that really captivate my interest it's about how to choose a specialist?

I was wondering to consider this department as one of my future career now that I get a chance to compare how the real life of the residency program in each department through the book and get to see what the program offer in this department I am more convinced than ever. I like to be in the Operating Room but as for surgery I think would be too much of a women, I wanna have a balance in life and career as well. I like to talk with patient on clinic and do stuff with my hands, but I don't really like to keep my sick patient in such a long time in wards. So internist or neurologist wouldn't be suitable for me I guess. I just finished my neurology department and I really hate monitoring the patient all night long, pardon me but I just couldn't stand with terminally ill patient like stroke patient. Declaring a bad news to the family was terrible, and beside that the patient was really in bad condition and you cannot even communicate with them. I don't know why but somehow I don't really like the smell of the sweat of the stroke patient. I have a strong sense to distinguish and detect odor somehow so I just not comfortable doing that. And also in ENT there is not much emergency needed, like in Obsetry and Gynecology department where you have to be alert 24/7, it was crazy as if you don't have any other life except taking care of pregnant woman who are about to give birth. So yeah I like it so far in ENT, where you can meet healthy patient, do stuff with your hand on clinic, ward in couple days and adequate amount in Operating Room too, plus you still have "life" outside the hospital. I think it is pretty much balance.

Besides that, the doctor also reminds me about the purpose of life. You may get enough paycheck just to be any doctor for your need but you might not fulfil all of your wants, but then you have to keep in mind that it's Allah, God the almighty is the one who promise to support us. And that he want to be a lecturer because don't forget that when we die, we left nothing but knowledge that we teach, sedekah that we give, and prayer from our sholihah children.

Akhir-akhir ini ya biasalah gw dengan kegalauan anak kemaren sore yang bentar lagi dipanggil "bu" instead of "mbak", there you go quarterlife crissis come up all over again within me. Ga kerasa gw beneran udah "tua". And the thinking of jodoh dan rezeki mulai lagi menyeruak. Bener-bener bingung gimana nyiapin masa depan, oh man. Disaat liat kanan kiri orang-orang mulai settled entah itu nikah atau lanjut S2 atau lanjut kerja. Gw, once again masih bingung mau ngapain. Gw ngerasa fase dimana orang2 bingung pas jaman SMA mau kuliah apa tuh kayak baru muncul di gw. Entah kenapa. Karena dari dulu gw tuh udh fokus banget pokoknya gw akan jadi dokter, yaudah as simple as that kan, gw dengan kacamata kuda ya berusaha buat belajar mengerahkan semua yang terbaik yang gw bisa buat masuk fk daaan ketika bentar lagi gw jadi dokter, gw baru sadar kalo ini tuh malah awal mula dari semuanya. Banyak banget pathway yang tersedia abis jadi dokter. Jadi dokter spesialis aja tuh beda banget kerjaannya. Tiap dokter di masing2 bagian tuh punya senjata beda2 (kayak palu refleksnya dokter saraf, stetoskopnya dokter penyakit dalam, senternya dokter kulit, dll) dan juga bikin status atau laporannya juga beda-beda. Kita bakalan melihat pasien dalam sudut pandang berbeda sesuai spesialisasi yang kita dalami nantinya.

Selain itu juga ya bisa macem2 kalo mau struktural di kementrian lah, atau berjiwa petualang dengan ikut organisasi kemanusiaan misalnya, atau mau jadi pebisnis dengan bikin obat baru dan buka apotik lah, atau ngembangin pengetahuan terus dengan riset dan penelitian lah atau terus mengajar dengan jadi dosen. Macem2 banget. Ya ampun gw bahkan udah ikut Doctor Career Updates nya UI trus gw lupa banget buat nulis kayaknya. Allah sebenernya udah maha baik banget sama gw. Somehow tiap gw kayak buntu lagi galau mikirin yang gini2 tuh tiba2 dapet jawaban gitu loh, belom sempet keucap di lidah buat berdoa, Allah kasih jawabannya lewat hal2 yang gw ga kepikiran aja kyk ikutan DCU atau dari wejangan dokter THT gw tadi soal banyaknya peluang karir buat jadi dokter nantinya yang mestinya gw pikirin mateng2 dari sekarang. Gw mau jadi dokter kayak apa. Ordinary one? Udah banyak, harus beda kalo mau sukses!

Well setelah dapet info macem2 itu gw juga agak overwhelmed dan berandai-andai lagi sih, tapi pas ngobrol2 lagi sama kakak mentoring gw pas itu dia ngingetin lagi kalo ya gw harus mulai dari mengenali diri gw sendiri. Potensi gw dimana dan passion gw atau gw senengnya apa. Pas S1 juga alhamdulilah gw sempet nyoba2 semua kesempatan dan gw agak menyayangkan sebenernya gw belom bisa mendalami hal2 yang gw coba tersebut padahal kesempatan dan sumberdaya buat mendalami itu tuh ada. Kayak gw berkesempatan buat ikut beberapa penelitian bareng kakak kelas dan ikutan lomba, bareng sekelompok sama kakak kelas yang jago banget di bidang tersebut sampe mereka tuh berkali2 menang dan married eventually (loh ga nyambung tapi ya ampun namanya jodoh ya mereka kayak meant to be for each other banget lah liatnya #baper). Trus juga debat dan MUN, gw juga beberapa kali ikut lomba debat dan MUN bareng temen gw yang jago banget debat sampe jadi ketua Forum debat se universitas gitu, dan sama temen gw yang udah sampe ke luar negri juga buat speech MUN nya, tetep aja tapi gw merasa belum passionate banget disana sih. Padahal gw juga consider buat jadi dokter di WHO kayaknya seru juga sih. Karena just because gw suka jalan2 and having a new adventure (?).

Gw kira gw suka public health, di masa2 gw suka volunteering jaman dulu tapi turns out pas gw stase IKM kemaren, I can't stand for bad habit of Indonesian people. Gw sadar betul negara kita masih berkembang jadi pendidikan manusianya masih sangat kurang apalagi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan jadi sepertinya susah juga mengurusi public health di sini, ya seperti puskesmas dan lain-lain. Mohon, gw tersadar klo idealisme gw tuh ga bisa bertahan pas gw menghadapi realita yang ada. Banyak hal ga sesuai yang seharusnya dan lo mau teriak ke mana. Mesti di telen aja ga bisa voila langsung berubah juga kan buat menata sistem dan perilaku masyarakatnya pelan-pelan butuh ekstra tenaga dan waktu deh. Gw sadar gw masih anak kota yang taunya hidup enak dan tinggal kurang nyaman di desa buat gw cuma oke bertahan beberapa waktu, tapi gw ternyata belom sekuat itu buat bertahan terlalu lama. Gw eager to help tapi dengan kapasitas gw. Yah semua orang punya standard and way of life nya masing-masing kan makanya background gimana lo tumbuh berkembang dan dibesarin ngaruh banget sampe lo jadi kayak sekarang ini. Mungkin kalo lo baca ini kesannya gw kayak manja banget ya, but please nonton ato baca ato denger cerita ga sama saat lo literally jalanin hari2 ketika penerangan beneran redup, gatel2 karena banyak kutu busuk di tempat tidur lo, panas banget dalam kamar tapi ga ada ac sepanjang hari atau juga tinggal di rumah berlantai tanah, liat kamar sebelahan sama kandang sapi, gabisa komunikasi karena di bumi Indonesia ini tapi di tanah jawa orangnya ga bisa bahasa Indonesia, cuma bisa bahasa jawa. It all happened. Maybe I sound exaggerated but trust me, kalian anak2 fk swasta di luar sana yang ga pernah merasakan yang namanya kkn atau ikm tinggal di desa, berdoalah tempat internship nya enak. Karena ya memang kita harus melihat berbagai sudut pandang kehidupan yang beneran terjadi di luar sana. Maka dari itu pr besar buat meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan dimulai dari memperbaiki perilaku masyarakatnya juga.

Anyway, oke gw kebiasaan flight of idea ke sana kemari deh, gatau lagi pingin mencurahkan apa yang ada di otak gw aja jadi gw beneran sembarang banget ini nulisnya.
Balik lagi ke passion gw. Gw sempet kepikiran juga buat punya sampingan selain dokter yang menunjang kesukaan gw yaitu bikin Event Organizer khusus buat acara2 kedokteran gitu. Sounds cool yah? Gw seneng banget nge arrange suatu acara gitu trus juga dekor2, hias2, dll. Kayaknya mungkin akan seru aja gitu punya EO sendiri. Ya trus karena lingkungan gw dokter2 dan mereka sering banget ngadain konferensi atau pertemuan gitu kan mungkin aja ga ada salahnya gw bikin wadah biar mereka ga repot ngurusin acara tersebut kan. Ya baru kepikiran aja sih mudah2an ntar bisa terealisasi ya. amin

Hmm selain itu yang bikin galau lagi2 jodoh sih. Temen gw ada yang bilang "You should go for it" Orang-orang pasti ngeliatnya gw tuh yang hardworker abis trus punya mimpi segudang jadi bakalan mikirin nikah ntrar2 aja gitu. Tet tot, salah banget men, gw juga ordinary human being who longing to love and to be loved (?) wkwk.. Yah tapi nasib aja ya jodoh tak kunjung ada yang click gitu. Mungkin kalo bilang belom ada yang dateng tuh gimana ya, setelah gw sadari emang sih sebenernya ada aja yang mungkin berniat ke arah sana tapi gimana dong gw nya ga cukup peka kali ya, atau juga ya belom merasa cocok atau nyaman kali ya, jadi yaudah gw cut dari awal. Kata orang mestinya harus membuka hati, tapi sumpah gimana dong gw susah kalo gelagatnya udah terlalu agresif pas pdkt tuh gw males banget aja. Kayak pinginnya ya ngalir gitu loh ga obvious banget, kan who knows eventually love will grow. Yah tapi juga jangan kelamaan yah trus jadi php ujung2nya ga jelas mau dibawa kemana hubungan kita #curcol #kayaklagu

Anyway entah deh gw lagi suka banget liatin pasangan2 baru married trus sama video2 bayinya gitu kayak lucu aja. Iya efek ngikutin #tementapimenikah sama Pesan buat Bjorka hihi.. Ya ga pingin kyk dalam waktu dekat banget sih tapi gw pinginnya ya paling nggak tuh gw udah sumpah dokter ada yang gandeng gitu kan #uhuk ya biar ga kayak wisuda S. Ked kayak ngambil rapot aja kan cuma ditemenin orang tua. Ya intinya gw kayak bingung aja mending nikah dulu trus gw kerja ambil S2 di luar negri sambil punya anak trus ntar pas udah lumayan settled gw baru ambil spesialis. Gw kayak pengen punya anak banyak gitu trus juga pingin keliling dunia dulu sebelum gw sekolah residen lagi yang sepertinya akan sulit memiliki "kehidupan" lagi. wkwk.. Yah katanya kan koas aja ga ada apa2 nya dibandingin pas jadi residen, koas aja udah mayan berat apalagi jadi residen mohon :( Kehidupan gw ga bisa normal pastinya, banyak banget momen bareng keluarga yang mesti ditinggalin dan gw ga pingin melewatkan itu. Gw tuh sadar betul kalo percuma lo sukes be on top di akademik atau karir tapi trus keluarga lo berantakan, bukan gw banget deh. Sedih gitu kalo ternyata ya gitu lah kehidupan orang dewasa banyak affair nya ya (?) kayaknya diantara kehidupan para dokter ga luput dari itu ya, mungkin yah pressure kerjaannya juga tinggi kali ya :(

Gw berkaca sama keluarga gw yang sekarang tuh kayak saling support banget dan kita selalu sama2, gw bangga dan salut banget sih sama orang tua gw bisa membina keluarga se demikian rupanya karena pasti ga gampang. Dan gw sadar banget ketika lo punya anak tuh banyak kepentingan lo yang harus lo kalahkan buat anak dan keluarga lo kan, udah ga bisa egois lagi deh pokoknya karena kebahagiaan lo ya karena mereka juga. Jadi intinya gw pingin balance dalam kehidupan gitu. Gw ga pingin gw sukses jadi dokter spesialis gaji gw gede dll tapi ya gitu ntar gw nikahnya tua atau anak gw ga keurus :( gw pingin punya anak banyak gitu somehow biar rame, dan ga mau nambahin diagnosis "primi gravida tua" di daftar diagnosis obgyn gw hehe.. Yah intinya gw lagi banyak banget belajar buat jadi lebih baik dan berdoa terus sama Allah mudah2an semua cita-cita gw dikabulin ya, gw bisa berencana tapi Allah tau rencana yang terbaik buat hidup gw kan?

Kayak kata gitasav, yang penting ikhlas ikhlas ikhlas. Hidup ngalir aja jangan sampe terbebani dengan semua ambisi kita. Semoga gw segera menemukan orang yang tepat yang se visi dan misi kehidupan ya sama gw, yang se kufu dan se prinsip. Amin...

Gw harus selesai sama diri gw dulu, insyaAllah ya bertumbuh mulai dari hal2 kecil, insyaAllah. Bismillah.


"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)."
(QS Hud:6)

-NA







Comments

Popular posts from this blog

Poem Collection from 7 Habit Highly Effective Teens from Sean Covey

#1: Who am I?  I am your constant companion. I am your greatest helper or heaviest burden. I will push you onward or drag you down to failure. I am completely at your command. Half the things you do you might just as  well turn over to me and I will be able to do  them quickly and correctly. I am easily managed--you must merely be firm with me. Show me exactly how you  want something done and after a few lessons  I will do it automatically. I am the  servant of all great individuals and, alas, of  all failures, as well. Those who are great I have made great. Those who are failures, I have made failures. I am not a machine, though I work with all the precision of a machine plus the intelligence of a human. You may run me for a profit or run me for ruin--it makes no difference to me. Take me, train me, be firm with me,  and I will place the world at your feet. Be easy with me and I will destroy you. Who am I? I am habit #2: Man in the Mirror I'm starting with the man in the mirr

Excerpts from Teman Imaji

Kotatsu: Kopi atau Susu K: "Menurut Mas, ya, lebih enak mana. Lampu merah yang ada penghitung mundurnya. Atau yang tidak? B: "Hmm.. Dengan penghitung mundur. Supaya sambil menunggu, bisa melakukan hal yang lain. Kalau waktunya sudah dekat, bisa bersiap dan bergegas." Kalau kau? K: "Tanpa penghitung mundur. Menunggu jadi seru saat kita tak tahu kapan akan berakhir. Kita akan menghargai setiap detik penantian." B: "Masa?" K: " Iya. Nilai sesuatu lebih berharga saat kita belum memilikinya. Atau, sudah tak memilikinya lagi." B: "Kan, lebih enak kalau tahu semua kenyataan. Apa adanya," K: "Kadang tak tahu, lebih baik dari tau. Lebih baik daripada tau sesuatu tapi tak jujur. Atau tau setengah-setengah, tapi ujungnya kita salah menduga. Atau yang jujur, tapi terlalu pahit." B: "Saya menyimak" K: " Allah itu Mahacanggih. Nggak semua hal dikasih tau ke kita. Karena kita belum siap tau kenyataannya

A Tale of my Two used to be "Friend"

  Ternyata cerita drama atau sinetron itu klo kejadian ke diri lo sendiri itu lebih sakit adanya ngejalaninnya. Gw mau cerita ttg dua orang yang "dulunya" pernah jadi temen gw. Yang satu temen gw di sekumpulan grup pecinta alam yang suka naik gunung bareng. Pernah kerja bareng di suatu acara intra kampus dengan jadi koordinator bareng. Berlanjut sampe bantuin gw skripsian, ya cukup diandalkan lah buat dimintain tolong buat sekedar jemput gw subuh2 di stasiun kereta atau saling support selama koas yg bikin orang vulnerable karna jauh dari orang tua dan tuntutan kerjaan yang bikin lelah hati dan pikiran. Oh tapi ga cuma2 jg dong dia bantuin gw karena yg ada jg dia butuh gw, tiap stase pinjem buku gw, pinjem alkes pun dan ga lupa jg minta operan stase pdhl kita stase bareng aja gapernah jadi senior junior stase jg ga pernah. Entah itu modusnya buat selalu ada bahan ngobrol sama gw atau main bareng gw atau emg simply dia ga modal aja anaknya. Sempet dikecewain karena ternyata pa