Skip to main content

Skinlicious~

Banyak masyarakat awam yang tidak terlalalu mengerti mengenai dunia kesehatan dan pembagian bidang-bidangnya menganggap bahwa dokter spesialis kulit itu hanyalah seputar kosmetik dan kecantikan. Terus jadi banyak yang bilang ke saya, jadi dr. Sp. KK aja enak kan nanti buka klinik kecantikan tuh lagi banyak dimana-mana. Well sebenarnya tidak sepenuhnya salah anggapan itu karena memang banyak sekali dokter lulusan spesialis Kulit dan Kelamin yang praktek membuka klinik kecantikan. Tapi mungkin yang mereka masyarakat awam tidak tahu adalah pendidikan yang ditempuh untuk menjadi dokter Sp. KK tersebut (residen dan termasuk koass nya yaitu yang nantinya akan menjadi dokter umum dan juga belajar mengenai kompetensi di Kulit Kelamin) sangat jauh dari "kecantikan" dan "kebersihan". Yah mungkin memang dokter Sp . KK somehow rata-rata memiliki kulit yang mulus dan bersih jadi sedap dipandang deh (ada seleksi wajah juga kayaknya ya kalo mau apply masuk ppds ini (?)) atau karena memang mereka udah tau perawatan dan pengobatan untuk diri sendiri jadi wajahnya lebih terawat, eitherway who knows, tiap spesialis emang rumornya punya stereotipe yang sama karena tuntutan pekerjaannya juga sih.

Kenapa saya bilang "jauh"? Karena pada kenyataannya dalam masyarakat, orang-orang yang datang ke dokter praktek Sp. KK dan bukan ke klinik kecantikan di puskesmas atau Rumah Sakit adalah mereka yang kebanyakan hygiene sanitasi nya kurang sehingga terjangkit penyakit infeksi bakteri , virus dan jamur maupun investasi parasit. Ataupun, jangan lupa klo "K" kedua dari spesialis ini adalah kelamin yaitu mereka yang perilaku seksualnya kurang baik seperti memiliki banyak pasangan yang berganti-ganti, dan sekali lagi, hygiene sanitasi nya kurang diperhatikan. Meskipun ada penyakit kulit yang disebabkan karena faktor lain seperti stress psikis atau alergi dan ketidakcocokan obat maupun auto imun, saya rasa persentasenya tidak sebanyak penyakit yang disebabkan karena hygiene dan sanitasi buruk tersebut (well ini berdasarkan pengalaman saya bertemu pasien di klinik sih). 

Jadi koass kulit itu yang penting adalah melihat dan bisa mengidentifikasi UKK (Ujud Kelainan Kulit) dengan baik dan benar. Karena seringkali UKK yang kita lihat di foto textbook dan tulisan berdasarkan teorinya bisa beda banget sama pas ketemu pasien langsung. Banyak faktor yang memengaruhi seperti garukan yang sudah dilakukan pasien pada daerah tersebut jadi UKK nya sudah progresif atau juga riwayat penyakit lainnya yang diderita pasien, warna kulit pasien, tempat predileksinya dan masih banyak faktor lain yang membuat kita sulit untuk mengidentifikasi UKK yang memang diperlukan jam terbang sering-sering lihat pasien dengan kasus yang sama. Meskipun mendiagnosis memang tidak sepenuhnya bergantung pada tampilan UKK, kita juga harus menggali riwayat penyakit melalui anamnesis secara cermat dan melakukan berbagai tes dan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab penyakit tersebut sehingga terapi yang diberikan tepat sasaran. Jadi pelajaran mikro, parasit dan PA juga harus diingat-ingat dengan baik karena kita juga melakukan tes pengecatan dan kerokan dari kulit pasien atau duh tubuh secara langsung. Nah selanjutnya setelah memberikan resep untuk terapi, edukasi atau saran juga harus benar karena penggunaan terapi topikal bisa agak tricky seperti harus berapa jam diolesnya, ga boleh kena air, ga boleh sharing handuk untuk mencegah penularan, sering ganti baju biar ga keringetan, dll.

Kalo kita bayangin Sp. KK cuma ngurusin orang jerawatan yang mukanya udah mulus pingin lebih mulus lagi dan bahkan itu bersih dan ga menular, ternyata penyakit kulit dan kelamin itu banyak banget loh di masyarakat dan "menular". Kalo saya lagi periksa pasien scabies, dalam benak saya apa kutunya bisa ke loncat ke saya jadi dalam hati agak bergidik juga, yah tapi sekali lagi kita tahu kalo penularannya ga semudah itu juga klo hanya kontak beberapa menit dan imun tubuh kita baik, jadi dokter emang butuh dedikasi yang tinggi ya (?). Dan juga terkadang harus tahan sama bau busuk duh pasien atau pasien yang udah ulkus dan nektrotik gitu karena baunya sedap banget sampe ga hilang pas jam makan siang. (Again) jadi dokter mah ga boleh jijik-an yah. 

Tapi stase ini walalupun minor ya sedikit banyak membuka mata saya kalo pasien yang saya tangani tuh nantinya akan sangat beragam dan terlebih lagi penyakit kulit banyak banget kompetensi 4A nya jadi harus banyak-banyakin belajar dan liat pasien dengan UKK nya. Kalo pada mikir stase kulit tuh santai dan gabut, ga juga kok, kita banyak kegiatan kalo mau jadi koass fisio sih wkwk.. Ada Follow up subuh ke bangsal buat lihat perkembangan UKK pasiennya terus juga ada jaga nya. Walaupun stase minor ga ada jaga malemnya, tapi kita ada juga jaga on call nya, yaitu dipanggil klo ada pasien kegawatan. Nah masalahnya pasien kegawatan di Kulit tuh cuma ada 4 penyakit mestinya yaitu SSJ, TEN, SSSS dan pemfigus vulgaris jadi pasti jarang banget. Well temen saya ada aja yang ga bejo sih ditelpon jam 2 pagi dapet pasien SSJ. Pas saya kebagian jaga sehari on call itu, tidur rasanya ga tenang banget tiap jam bangun takut klo ada panggilan buat ke Rumah sakit sih, tapi alhamdulilah nggak ada pas saya jaga. Aman terkendali. 

Semoga seminggu lagi di stase kulit ini masih aman terkendali walaupun deg-degan juga minggu depan ujian OSCE pertama kalinya, saya masih agak gamang gitu sih nulis resep cepet-cepet mana kan kalo kulit simptomatiknya banyak jadi ga cuma ngeresepin buat penyakitnya aja. Kuncinya mah attitude yah di tiap stase (?) Disini mah jangan lupa salim cium tangan dan sebutin kata kuncinya yaitu “Monggo, P….” 


Semoga teman-teman lain aman terkendali juga yah :)) Gimana kabar stase pertamanya? Hihi..


-NA 



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Poem Collection from 7 Habit Highly Effective Teens from Sean Covey

#1: Who am I?  I am your constant companion. I am your greatest helper or heaviest burden. I will push you onward or drag you down to failure. I am completely at your command. Half the things you do you might just as  well turn over to me and I will be able to do  them quickly and correctly. I am easily managed--you must merely be firm with me. Show me exactly how you  want something done and after a few lessons  I will do it automatically. I am the  servant of all great individuals and, alas, of  all failures, as well. Those who are great I have made great. Those who are failures, I have made failures. I am not a machine, though I work with all the precision of a machine plus the intelligence of a human. You may run me for a profit or run me for ruin--it makes no difference to me. Take me, train me, be firm with me,  and I will place the world at your feet. Be easy with me and I will destroy you. Who am I? I am habit #2: Man in the Mirror I'm starting with the man in the mirr

Excerpts from Teman Imaji

Kotatsu: Kopi atau Susu K: "Menurut Mas, ya, lebih enak mana. Lampu merah yang ada penghitung mundurnya. Atau yang tidak? B: "Hmm.. Dengan penghitung mundur. Supaya sambil menunggu, bisa melakukan hal yang lain. Kalau waktunya sudah dekat, bisa bersiap dan bergegas." Kalau kau? K: "Tanpa penghitung mundur. Menunggu jadi seru saat kita tak tahu kapan akan berakhir. Kita akan menghargai setiap detik penantian." B: "Masa?" K: " Iya. Nilai sesuatu lebih berharga saat kita belum memilikinya. Atau, sudah tak memilikinya lagi." B: "Kan, lebih enak kalau tahu semua kenyataan. Apa adanya," K: "Kadang tak tahu, lebih baik dari tau. Lebih baik daripada tau sesuatu tapi tak jujur. Atau tau setengah-setengah, tapi ujungnya kita salah menduga. Atau yang jujur, tapi terlalu pahit." B: "Saya menyimak" K: " Allah itu Mahacanggih. Nggak semua hal dikasih tau ke kita. Karena kita belum siap tau kenyataannya

A Tale of my Two used to be "Friend"

  Ternyata cerita drama atau sinetron itu klo kejadian ke diri lo sendiri itu lebih sakit adanya ngejalaninnya. Gw mau cerita ttg dua orang yang "dulunya" pernah jadi temen gw. Yang satu temen gw di sekumpulan grup pecinta alam yang suka naik gunung bareng. Pernah kerja bareng di suatu acara intra kampus dengan jadi koordinator bareng. Berlanjut sampe bantuin gw skripsian, ya cukup diandalkan lah buat dimintain tolong buat sekedar jemput gw subuh2 di stasiun kereta atau saling support selama koas yg bikin orang vulnerable karna jauh dari orang tua dan tuntutan kerjaan yang bikin lelah hati dan pikiran. Oh tapi ga cuma2 jg dong dia bantuin gw karena yg ada jg dia butuh gw, tiap stase pinjem buku gw, pinjem alkes pun dan ga lupa jg minta operan stase pdhl kita stase bareng aja gapernah jadi senior junior stase jg ga pernah. Entah itu modusnya buat selalu ada bahan ngobrol sama gw atau main bareng gw atau emg simply dia ga modal aja anaknya. Sempet dikecewain karena ternyata pa